Powered By Blogger
Jangan lupa tinggalkan pesan anda dan komentar anda setiap kali berkunjung ke halaman ini ya.....

Sunday, October 28, 2018

[0028] Ketakutan

Ada seribu ketakutan mengurung hati dalam kebekuan dan diam.
Namun dengan satu niat baik yang terang benderang, ia melenyapkan seribu ketakutan itu, lalu menghadirkan keberanian untuk berkata.

Bicaralah.
.
.
.
.
Kalau saja ada ketakutan yang membuatmu berhenti melakukan kebaikan, mengatakan kebenaran, atau membuatmu membeku dan lalu terkurung dalam kegelapan, apakah kamu akan tetap diam?





.
Diam tampak menjadi solusi agar kita tidak diikuti oleh ketakutan itu. Kadang kita pikir, dengan diam maka ketakutan akan mengalah dan pergi meninggalkan kita. Walau sebenarnya ketakutan itu ada dalam diri kita sendiri.

.
Dalam beberapa waktu berlalu, saya berhadapan dengan ketakutan yang saya wujudkan sosoknya sebagai seseorang yang saya benci. Harus saya patuhi, tapi saya benci. Kepatuhan saya pada dia, hanya karena saya tidak mau dikejar-kejar rasa bersalah.

Ketakutan demi ketakutan memaksa saya diam, ketika saya sangat takut, saya hanya sanggup menangis. Menangis mengasihani diri sendiri, menangis karena tidak berani menghadapi ketakutan itu, menangis dan hanya menangis.
Semua yang melihat sisa tangisan saya pun, tidak berani menarik saya keluar. Saya tau, harus saya sendiri yang mau keluar, menemukan titik keberanian itu.

.
Ketika ketakutan adalah raja, yang memaksa kita terus diam. Maka hanya satu niat baik yang dibutuhkan. Satu saja niat baik, maka kekuatan itu akan menghadirkan keberanian yang kita butuhkan.

.
Diam bukan solusi, dan menangis tidak akan menyelesaikan masalah. Mengurai benang kusut yang disimpan bersama ketakutan juga bukan hal mudah. Terlebih jika kita sudah berada dalam masa kritis, fase dimana menuju depresi. Ya, ketakutan bisa menghadirkan itu semua.

Takut karena merasa kurang baik, tidak sempurna, juga takut-takut yang membuat kita menjadi diam, tidak bergerak. Itu semua harus dimusnahkan.

.
Kita memang hanya manusia, tempat salah, lupa, dan tidak pernah sempurna. Kebaikan demi kebaikan yang kita tanam pun, tidak selalu berbuah kebaikan.

Namun ketakutan tetap harus dihapuskan. Ketakutan yang memaksa kita diam dan menjadi beku, tidak lagi mampu berbuat kebaikan. Mari kita usir ketakutan itu.




.
Apa yang saya lakukan kemudian?
Ya, menemukan niat baik yang paling kuat. Dan menemukan satu titik balik, dimana saya bisa menghadapi ketakutan itu dalam sebuah kepasrahan. "Tawakkal 'alallah."

.
Saya tau, ketakutan itu tidak mendadak sirna, ketakutan itu pupus bertahap, saat saya mulai yakin, niat baik saya tidak akan dibantah oleh mereka yang memahami kebaikan yang saya niatkan.

Ketakutan itu perlahan menguap, cahaya terang yang dibawa oleh niat baik itu membuat ketakutan demi ketakutan memudar, hampir sepenuhnya menghilang ketika saya kemudian kembali memiliki keberanian untuk bicara jujur.

Ah, ya... Ada air mata disana. Tapi tidak ada kebencian yang membingkainya.

.
.
Bersinarlah, dengan satu niat baik saja.
Insya Allah, jika kamu tulus dengan niat baik itu, semua akan bisa menghapuskan ketakutanmu. Temukan niat baikmu, dan bicaralah pada orang bijak yang kamu rasa tepat, dan dapat membantumu keluar dari kurungan rasa takutmu.

Dia tidak selalu orang kuat yang bisa mengangkatmu keluar dengan satu tarikan, tapi dia akan membimbingmu ke tempat tujuanmu yang terang benderang, tanpa ada ketakutan yang mengurungmu lagi.




.
Tak ada akhir di kisah hari ini
Hanya doa terhatur, untuk bahagiamu esok dan berikutnya.



.phy.

No comments:

Post a Comment

tinggalkan pesan dan komentar anda disini