[0002] Syukurku

Jika memang kamu sanggup, bertahanlah.

.

Tidak ada kalimat lain yang saya ingin dengar ketika sudah berhadapan dengan masalah pelik, kecuali kalimat semangat dan menanamkan kekuatan pada diri saya. Bertahanlah.
Karena dengan begitu, saya masih punya kesempatan untuk bersyukur dan melanjutkan hidup berikutnya tanpa beban. Hanya menjalankan kewajiban dan tanggung jawab saja sudah lebih dari cukup. Karena itu saya bersyukur.
.

Syukur mempunyai banyak bentuk, salah satu bentuk syukur yang selalu saya percayai adalah merawat diri.
Dengan apa?
Tersenyum, bahagia, olah raga, makan makanan sehat, mandi, dan tetap bergerak.
.
Lalu kemudian ada yang bertanya, untuk apa saya merawat diri? Bukankah itu hanya buang-buang waktu, tenaga, uang?
Sinisme satu persatu datang men-dikte, seakan berhak menjadi guru perubahan seorang pribadi.
Tentu akan lebih menyenangkan jika kasih sayang dan kelemah-lembutan hati yang mengajari, menuntun dengan me sensitif merawat perasaan muridnya.
.
Saya sempat ragu, apakah sinisme ini datang karena saya kurang bersyukur? Hingga kemudian segala hal jadi tampak buruk untuk dikerjakan?
Tapi kemudian dalam perjalanannya saya belajar, mungkin sinisme itu adalah salah satu hal yang kembali untuk mengingatkan saya pada semua hal buruk yang terjadi, karena hal buruk itu sendiri adalah sebuah peringatan untuk sya bisa jadi lebih sensitif lagi dalam melakukan segala hal.
Terkait dengan hidup, dan bersyukur setiap hari.
.
Jadi, tiba-tiba pagi tadi kalimat ini datang dalam otak saya :
Selalu sama; paksakan diri bersyukur, untuk terus sadar akan nikmat yang Allah berikan setiap detik hidup ini.
.
Bahkan untuk merawat diri, jika memang kamu sanggup, bertahanlah.
Bersyukurlah dengan terus bertahan melakukan kebaikan yang kamu percaya itu benar.

.phy.
#CeritaEphy