Powered By Blogger
Jangan lupa tinggalkan pesan anda dan komentar anda setiap kali berkunjung ke halaman ini ya.....

Friday, November 30, 2018

[0044] Pencerita

Jangan terburu-buru
Jangan mengikat suatu masalah terlalu rumit
Batasi "point of view"
Dan berbahagialah saat bercerita
.

.
.
Beberapa hari ini saya mencoba menulis lagi, salah satu potongan plot #PernikahanKedua yang ternyata sepi peminat di KBM.
Nah, memang saya baru di grup itu. Belum banyak pembaca. Lagi pula, memang niat awalnya "tes segmen pembaca" saja.
.
Lalu, ada tawaran bikin antologi, tertarik. Bahan sudah ada, kalimat yang tak ada.
Kata-kata tercekat dalam jaring-jaring mimpi.
Semua ada hanya dalam batas imaji, belum tertuang sama sekali.
Ada secuplik, tapi belum bisa jadi paragraf pembuka yang menarik.
.
Lalu, menemukan lagi macam tulisan yang seeee...benarnya, layak baca. Bisa dikembangkan dengan baik jika si Pencerita mau lebih seksama belajar dan menyimak teknik menulis cerita.
.
Ya, bagi saya yang sudah bolak-balik ditawar penerbit, lalu membuat mereka patah hati, saya tau kelemahan-kelemahan pencerita pemula.
.
Terburu-buru dalam menuturkan kisah, prinsip "show don't tell" yang tidak diterapkan, deskripsi, preposisi, narasi, hingga pengaturan "point of view" yang melelahkan bagi pembaca.
Ya. Kisah indah menjadi rumit untuk dipahami jika penempatannya tidak tepat.
.
Mungkin itu kenapa dulu saya berhenti menuliskan kisah. Karena saya paham, saya belum mahir, masih butuh banyak berlatih, menemukan guru - guru yang lebih sabar menghadapi keras hati saya yang sok pintar.
.
Bisa jadi, itu juga yang membuat saya hanya menjadikan #abigwish with Diana Rikasari hanya sebagai draft. Membeku dan berdebu.
Lalu menerlantarkan Save My Heart, hingga lapuk dan usang.
.
Pencerita harus juga mau belajar, memilih dan memilah kata, mengolah diksi dan ragam intonasi, hingga aturan tanda baca agar mudah dipahami pembaca cerita.
.
Mungkin belum sekarang saya bisa jadi pencerita yang baik, gaya bertutur narasi saya masih sangat kaku untuk disebut lihai. Perlu lebih banyak membaca lagi untuk menambah perbendaharaan kata, lalu mengolahnya menjadi diksi indah penuh makna.
.
Apalah arti ruas jari tanpa pena tergenggam
Apalah jadi kisah hati jika tak ada kata terangkan


.
.
Mari belajar lagi, menjadi pencerita yang lebih baik.




.phy.

No comments:

Post a Comment

tinggalkan pesan dan komentar anda disini