Powered By Blogger
Jangan lupa tinggalkan pesan anda dan komentar anda setiap kali berkunjung ke halaman ini ya.....

Saturday, August 06, 2005

PERJALANAN HATI YANG SEMAKIN SEPI

Saat aku sedang merasa sepi, dialah yang datang sambut sapaku, membuatku merasa nyaman dan tentram, membuatku percaya bahwa hidup ini indah. Dan aku jadi selalu mengatakan itu, "hidup ini indah" waktu aku sedang merasa sendiri, bosan, dan bingung… dan setelah itu aku akan berjalan lagi dengan baik, atau lebih baik lagi.
Tapi sang waktu telah ajarkan aku bagaimana cara menjaga hati ini, menyimpannya seperti emas dan tak membaginya pada sembarang orang sepeti berlian. Dan aku telah menjaganya selama empat tahun lebih…
Aku selalau berharap agar dia tahu apa yang aku rasakan dihati ini, tapi sang waktu mengatakan "jangan, jangan katakan padanya, simpan saja… sampai ia tahu dengan sendirinya."
Aku yakini satu hal, suatu saat dia pasti akan tahu kalau aku sangat mengaguminya, setulus hatiku, sepenuh jiwaku. Dan kalau Tuhan izinkanku jadi miliknya, aku akan sangat senang dan bahagia, karena dialah yang selalu kuidamkan.
Tapi… tapi hatiku mengatakan lain, setiap aku mengatakan bahwa aku ingin dia memilikiku, dalam hati ini semakin jelas terbaca bahwa aku tak akan pernah bisa menyentuhnya, dan tak akan pernah jadi miliknya. Aku akan jadi milik orang lain.
Sungguh, andai aku bisa katakana padanya, bahwa aku menantinya, aku akan katakana padanya, agar ia tak memilih hati yang lain karena aku ingin lebih dulumenjadi hatinya…
Hidup ini memang indah, dan selamanya akan begitu, tanpa terkecuali karena semuanya yang hidup di tanah ini, memang untuk menikmati keindahan itu…
Sampai kapanpun, dia akan selalu ada dihati ini. Dan aku tak akan menyesal meskipun aku tak akan pernah memilikinya, karena ia tak akan memilihku.

Demi waktu yang selalu dipenuhi oleh cinta
Phy
Malang, 22 Agustus 2004




Aku sudah banyak menulis hari ini, dan rasanya akan semakin tidak puas kalau terus dan terus saja menulis tanpa memahami maksud yang aku tulis.
Tadi aku kembali membaca diary ku waktu masih diasrama… rasanya sedih.
Kenapa dulu aku seperti itu, kenapa aku tidak bisa bersikap normal-normal saja?
Aku sudah hampir putus asa kalau aku tidak ingat aku masih punya adik-adik yang menyayangiku… adik-adik kelasku.
Aku kangen…
Sebenarnya aku sangat ingin menceritakan isi hati ini pada sahabatku, tapi dimana dia sekarang aku sendiri juga tidak tahu….
Biar saja… biar waktu yang ajarkan aku tentang bagaimana cara menyikapi hidup ini… hidup yang indah dan akan selalu menyenangkan untuk dijalani.
Aku inginkan satu jawaban yang biasa saja….
Apa aku pantas untuk dapatkan angan bahagiaku itu? Aku harap, jika memang Tuhan telah menentukan siapa masa depanku itu… aku akan mengetahuinya segera. Karena beberapa bulan lagi usiaku sudah akan genap 20 tahun. Dan aku tak ingin menyikan masa muda ini hanya dengan terus saja berkhayal dan berkhayal…
Kalau memang dia, biarkan Allah bukakan hatinya dan menunjukkan jalannya padaku, supaya dia tak akan pernah menyesal, bahwa akulah yang dipilihkan Tuhan untuk dia.
Semoga hanya ketulusan yang ada dihati

Phy, 18 30
25 August 2004




Surat untuk seorang yang aku sayangi.
Dari hatiku yang tak ingin ditanyai.
Salam hangat untukmu, semoga setiap cinta yang mengalir di muka bumi akan selalu hadir untukmu.
Mungkin sulit bagiku untuk menyebut namamu, tapi sungguh, aku begitu menyayangimu. Walau aku hanya tahu satu namamu, walau aku tak tahu siapa nama lengkapmu, tanggal lahirmu, dimana rumahmu, tapi sungguh pesonamu begitu membuatku merasa harus menyayangimu.
Ini bukan sekedar love at the first sight, ini adalah sebuah mimpi, bukan harapan, bukan obsesi, ini hanya sebuah mimpi yang ingin aku ceritakan padamu.
Sungguh, terlalu sering hatiku terpesona, tapi padamu, ini bukan karena sekedar pesonamu, aku sungguh sangat mengagumimu, bukan karena sosok dan penampilanmu saja, appearance gak penting!
Keramahanmu, tutur bahasamu, senyumanmu, dan aku tahu ada begitu banyak hal yang pantas untuk kukagumi dari sekedar dirimu, kepribadianmu, cara hidupmu.
Dan please…
Perkenalkan dirimu padaku, agar aku tak semakin panasaran, dan hanya mampu melihatmu, mengagumimu dari jauh.
Ok!
Memang salah, aku tak mampu menahan luapan rasa ingin tahuku, aku gak pernah bisa menutupi setiap detail perasaan yang selalu saja dikatakan ditunggangi oleh nafsu, tapi bukan itu, bukan… aku hanya ingin mengenalmu, seperti aku juga mengenal banyak temanku, please….
Aku gak akan menuliskan lebih dari yang ini.
Makasih, makasih…

Malang, 4april2005-20.25wib




Jujur saja, aku bukan orang yang begitu baiknya, tak ada sempurnanya, dan memiliki begitu banyak kelemahan yang mudah terbaca saat aku sedang goyah. Dan apapun yang kamu bilang, aku tak akan menyangkalnya lagi. Bagiku mencoba mengenalmu adalah salah satu usaha terbaikku, mencoba memalingkan rasa hatiku pada seorang yang sudah enam tahun kunanti, dan melonngarkan diri dari segala keterikatan prinsip yang terus saja mengecam apa-apa yang telah aku lakukan selama mencoba untuk mengenalmu.
Toleransiku sudah cukup, setelah aku berpinta pda Allah semalam, dan menuliskan pesan itu untukmu, aku sedikitnya merasa aku sudah melakukan apa yang seharusnya aku lakukan. Selanjutnya itu terserah padamu, dan Allah telah merenggangkan keinginanku untuk terus menemanimu mengenal-Nya yang Maha dari segalanya.
Kalau saja aku tak menyadarinya bahwa Allah sudah merenggangkan hati ini, mungkin pagi ini aku akan kembali menangis karena ingin tetap melihat segala yang terbaik darimu. Tapi itulah yang telah terjadi dan apa-apa yang ingin aku wujudkan tetap ada dalam tuntunan dan perhatian-Nya, dan aku bahagia karena itu.
Jadi, siapapun dia, yang akan jadi masa depanku, aku tetap akan menunggunya.

Malang, 18 April 2005
07.45 a.m.




Seorang sahabat pernah mengatakannya padaku, "jangan pernah menilai dirimu lebih, karena tidak ada yang cukup sempurna dalam hidup ini."
Dan aku bisa merasakannya sekarang. Aku tak pernah lebih hebat dari siapapun yang aku kenal hari ini, aku tak pernah jadi lebih baik dibandingkan saat aku bermimpi jadi orang baik dan hebat.
Dan walaupun hari ini aku sudah tahu, aku gak akan bisa langsung berubah bukan?!
Karena itu, aku masih perlu banyak belajar.
Untuk urusan hati, aku sedang belajar juga untuk mengerti, bahwa tidak ada yang lebih baik dibandingkan memasrahkannya.
Tapi aku tak akan menyerah, ada batas waktunya. Dan aku pasti akan segera meninggalkan hari ini, hari dimana aku merasa tidak bebas, hari dimana aku masih "milik" orang tuaku.
Dan aku akan segera menjadi milikku sendiri.
Apapun, tapi air mata ini akan tetap meluap ketika kelelahan meraja.

Hari ini, phy.
Malang, 13 July 2005
20.16