Powered By Blogger
Jangan lupa tinggalkan pesan anda dan komentar anda setiap kali berkunjung ke halaman ini ya.....

Friday, January 16, 2009

bAtAs rUAng PuBL!K - dalam jeda satu kata

Ada yang mau menebak? apa maksud judul diatas?

batas ruang publik

ketika kita bicara hal dengan segmen arsitektur, ruang itu adalah suatu tempat yang mewadahi aktifitas,bisa dalam bentuk ruang terbuka, atau tertutup, bisa saja dia miliki batas real, atau bahkan imajiner. dan ruang publik adalah salah satu jenis ruang, dimana pembagian dasarnya adalah; ruang publik, semi publik, dan ruang private (pribadi).

dalam sebuah komposisi bangunan, setiap ruang dari masing-masing ruang sedia-an memiliki nilai-nilai dan batas-batas yang diperjelas dengan sosok sekat yang solid atau bahkan transparan. dan ruang publik, biasanya memiliki batas imajiner, transparan, dan bisa difungsikan oleh publik seseuai dengan tujuan dibentuknya ruang itu.

batas ruang publik sendiri, sering menjadi masalah (buat saya) karena ruang publik sendiri terkadang mengalami pengalihan fungsi dengan berkembangnya fasilitas sediaan. dan oleh karena itu saat ini, batas-batas tegas dari ruang publik itu dilakukan dengan memasang sekat yang solid dan -kaku-.

seperti halnya dalam penulisan, bahasa yang dimanfaatkan dalam tulisan-tulisan "metropop" hari ini adalah bahasa-bahasa publik, suatu hal yang sangat mudah dicerna, dan bisa dikonsumsi siapa saja tanpa batasan solid. akan tetapi, ketika mulai membahasakan kenyataan dalam prosa, seorang penulis biasa membuat ruang publik yang cukup jelas garis batasnya, yaitu dengan mengalihkan pandangan publik pada aktifitas di dalam ruang publik.

ada yang berkomentar pada saya, kenapa tulisan saya selalu berkesan "real"

sosok dan kenyataan dalam penokohan yang saya bangun, biasanya dimulai dengan riset sederhana satu tokoh, pengembangan real atau tidak nya kemudian saat pembaca menemukan tulisan tersebut, adalah urusan berikutnya, yang kali pertama saya lakukan adalah, membuat pembaca fokus pada aktifitas dalam ruang publik sosok yang saya ceritakan. (ini hanya teori sederhana)

batasan ruang publik yang saya buat adalah, dengan memasang naratif deskriptif yang "berlebihan" hingga keindahan dalam ruang publik sangat jelas terasa saat di-interpretasikan dalam bahasa. seperti hal-nya tulisan ini. satu sosok yang saya bangun adalah hanya sosok orang yang sangat biasa, seorang yang memang bos, tapi sangat biasa... sampai tak terasa istimewa orang itu kalau kita tidak pernah mengenalnya sebelumnya. dan kejadian di taman kota, adalah ruang publik yang dikaryakan sedemikian rupa, agar sang tokoh bisa menjadi gambaran jelas, kenyataan, dimana keindahan dalam bahasa bisa jadi pembentuk kekuatan karakter tokoh yang ingin saya gambarkan (karena kekuatan bahasa itu lebih dari sekedar sketsa.)

batas ruang publik

ada juga yang bilang pada saya, "usaha itu belum cukup, karena tak ada ruh yang membuatnya hidup." saya jawab, "anda belum baca yang ini."

suatu ke-tidak sengaja-an yang disengaja, karena sang tokoh utama adalah manusia dengan karakter yang jelas. maka ruh itu sangat terasa, akan tak sia-kan air mata jika haru itu ada. (ini teri yang sama). sebuah penulisan, dimana penulisan tersebut menjadi satu hal- dalam hal ini : konsumsi publik- pembahasaan dengan usaha naratif deskriptif, akan sangat membatu mewujudkan ruh dalam satu frame tulisan.

saya selalu melakukan suatu proses - mengulas-, dimana mengembangkan kata-kata menjadi hal yang paling menyenangkan hari ini bagi saya. karena batas rung publik yang saya aturkan, bisa hanya dilakukan dalam satu jeda kata (konteksnya bisa berkembang dalam bentuk kalimat atau bahkan paragraf). coba lihat dihalaman teman saya ini. Selalu dengan senang hati saya melakukannya, mencari pancingan yang tepat untuk bisa mengembangkan kapasitas bahasa saya yang sangatlah terbatas.

untuk seseorang yang akan jadi bagian hidupku selamanya :

" ada satu jeda yang belum kita saling kenali, dimana batas ruang publik yang aku karyakan dalam penulisan ini sangatlah jelas. ini bukan catatan harian yang semata-mata dibahasakan dengan sangat vulgar/virgin. semuanya sudah dibuatkan ruang, agar pembaca selalu mengerti, sebuah karya tulisan, biasanya memiliki batas ruang publik, meski hanya dalam satu jeda kata. sehingga, hidup sang penulis tak akan lagi terluka, sekalipun ada kebencian yang disampaikan oleh pembacanya."

itu saja dulu...

dengan penuh cinta

-phy-

No comments:

Post a Comment

tinggalkan pesan dan komentar anda disini