Powered By Blogger
Jangan lupa tinggalkan pesan anda dan komentar anda setiap kali berkunjung ke halaman ini ya.....

Wednesday, November 27, 2013

[Malang] Kotaku dan satu jalur

Lucu, ternyata ada permasalahan yang memang tidak bisa diselesaikan dalam sekejapan mata.
Dan kalau mau menyadari, sebenarnya tidak juga karena ketidaktegasan satu atau dua pihak, hanya saja memang ini adalah problematika manusia masa kini. SULIT MENERIMA PERUBAHAN YANG DIINGINKAN.


Dalam beberapa minggu terakhir, sejak diberlakukannya kebijakan baru di jalan MT Haryono s.d. Mayjend Pandjaitan Kota Malang, keributan dan aksi tidak terima kebijakan memang mewarnai kotaku.
Kota tempat dimana seorang ephy dibesarkan.
Baiklah, sebagai seorang pengamat amatir dalam bidang perkotaan saya ingin menjelaskan sesuatu dari sudut pandang saya tentang kebijakan ini.

Masalah Keselamatan.
Sejak walikota yang lalu lengser, dan yang baru terpilih, Si Bapak yang berjanji akan "peduli wong cilik" ini dituntut untuk bekerja sesegeranya, menetapkan kebijakan yang menguntungkan semua pihak, dan tidak menimbulkan kerugian apapun.
Tapi ada hal yang tidak disampaikan kepada masyarakat, bahwasannya, kebijakan yang diambil adalah demi keselamatan semua warga Malang.

Bagaimana bisa?

Sudah lihat gambar pertama diatas?

Ya, itu adalah jembatan Soekarno Hatta pertama, dengan rangka baja, dan sudah berusia sama dengan saya.
Sebenar dan benar-benarnya, Jembatan itu sudah butuh di bangun ulang, bukan hanya akan memakan waktu dan biaya, tapi jika untuk sementara fungsi jembatan itu ditiadakan, maka seluruh beban kendaraan akan terpangku pada satu jembatan lagi yang usianya lebih muda.
Tapi berapalah usia benda ciptaan manusia, bahkan Tuhan memberikan batas kekuatan pada mahluk ciptaan-Nya.
Menilik masalah keselamatan diatas, maka kebijakan perubahan arah menjadi salah satu solusi yang ditawarkan tim pemikir jalanan kota ini.



Ribet?

Ruwet?

Ya.

Tidak ada hal yang mudah dan gampang untuk dikerjakan kali pertama. Hal baru akan selalu menimbulkan banyak pertentangan.

Penolakan Masyarakat.
Sebagian besar masyarakat akhirnya berkeberatan, sopir angkot, warga kampung, juga mungkin kebanyakan pelajar yang menjadikan rute tersebut sebagai jalur lintas menuju tempat studi mereka.
Harus memutar jauh, habis lebih banyak bbm, sampai penghasilan yang merosot karena akhirnya lebih sedikit orang yang berkunjung karena menghindari jalur tersebut.
Tapi sebenarnya penolakan itu tidak didukung dengan pemikiran lain.

Bagaimana kalau sewaktu-waktu jembatan itu ambruk (itu pilihan kosa kata yang paling buruk dari saya.)??

Atau bagaimana dengan warga kampung lain yang akhirnya harus menerima kebisingan karena limpahan kendaraan yang mencari jalur alternatif lain??

Ada banyak berita yang tidak berimbang, ada satu dua hal yang tidak tersampaikan. Masyarakat pada umumnya hanya menilai dari yang terlihat mata saja, mereka tidak memahami jika tidak disampaikan secara gamblang apa-apa yang jadi permasalahan di jalanan kota ini.

Nongkrong di Jembatan = Pilihan terburuk
Kalau kalian belum pernah datang ke Malang dalam kurun dua tahun terakhir, maka mungkin kalian belum menyadari satu perubahan yang sangat mencolok, yang menjadi fenomena jalanan Kota Malang sekarang ini.
Saya suka sedikit dongkol, dan rasanya ingin segera juga mengambrukkan jembatan itu, membangunnya dengan desain yang lebih estetis, agar masyarakat kota ini bisa jadi lebih menghargai fungsi jembatan.

Oh, ya....


Oh.. benar...
Gambar ini memang bukan Jembatan Soekarno Hatta Kota Malang. Tapi coba bayangkan bagaimana manusia seharusnya menghargai sebuah jembatan.
Jembatan itu tempat menyeberang, menghubungkan dua landasan yang terpisah oleh cekungan. Bukan tempat nongkrong atau cangkrukan.
apalagi Jembatan itu berada di jalur sibuk.

Trotoar kota Malang di sepanjang Jalan Soekarno Hatta, bukan lagi berfungsi sebagai tempat pejalan kaki. Kehilangan fungsi benda kota secara perlahan tapi pasti ini menjadi hal yang sepatutnya dikhawatirkan oleh banyak pihak, bukan sekedar lagi warga masyarakat yang merasa penghasilannya berkurang karena diberlakukannya jalanan satu arah. Tapi penolakan yang lebih tidak masuk akal karena mereka yang merasa mendapat penghasilan dari NONGKRONG DI JEMBATAN.


Baiklah...

apa yang saya maksudkan sudah di catat?

Akan semakin banyak penolakan, Pak.
dan anda tidak harus menuruti semua mau manusia yang ingin anda layani.
Perhatikan juga apa yang memang selayaknya menjadi penting dan sangat penting. 
Prioritaskan masa depan kota ini, biarlah mereka yang ingin menyampaikan aspirasi itu berbuat dan bicara. Tapi kebijakan yang penting adalah menjadi orang yang tidak terombang-ambing dengan teriakan yang mengiris jiwa.
Pengorbanan itu kadang harus sampai mengalirkan air mata darah.
(mulai lebai)

Mari, yang merasa ber-pendidikan, ber-ilmu, ber-kesadaran. Mari kita sama-sama menolong Pemerintah Kota untuk membangun masyrakat yang bermartabat.
Saya akan menampar mereka yang mengaku mahasiswa, tapi membantah apa yang baik yang disampaikan orang tua sebagai nasehat.
Dan mungkin berikutnya saya akan menendang semua sejawat arsitek saya, kawan-kawan yang mengerti dan lebih paham tentang tata kota, jika mereka tidak juga melawan hal-hal yang menjadikan kota indah ini semakin tidak nyaman.

Saya akan menulis lagi, menyaurakan pendapat saya dengan cara saya.
Kalau ada yang tidak berkenan, itu adalah karena pemahaman anda tidak sama dengan saya.
Bersuaralah. Dan jadikan Negeri ini lebih baik.


*ephy*
mantan mahasiswa arsitektur 

2 comments:

  1. Memang, jembatan Soekarno Hatta itu sangat padat, terlebih pada jam sibuk. Mengingat usia jembatan yang sudah tergolong tua dan beban kerjanya yang berat, apakah tidak ada pemeriksaan intens dari Dinas PU atau Dishub setempat? Apakah ada rekomendasi untuk meremajakan jembatan ini? Jika iya, maka dalam proses pembangunannya jembatan akan ditutup dan warga sekitar pun harus mencari jalan alternatif. Tentu penolakan akan banyak muncul, mengingat jembatan ini merupakan jalan utama. Adapun budaya nongkrong di jembatan itu hampir terjadi di semua jembatan yang ada di Indonesia. Minimnya akses ruang publik dan antusiasme warga menikmati suasana jembatan malam hari adalah beberapa pemicunya.

    ReplyDelete
  2. tahu Jembatan Kapuas di Pontianak. kalimantan barat? Sama mirisnya di malang, beberapa waktu lalu hampir ambruk karna ditabrak tongkang, hampir 2 bulan tak normal, dan sekarang masih selalu jadi perhatian pemkot.

    ReplyDelete

tinggalkan pesan dan komentar anda disini