Ketika kamu membenci sesuatu dalam hidupmu...
-
-
-
Kamu sulit mengatakannya, karena kamu rasa tidak mungkin membenci kehidupan itu, karena kamu mendapatkannya sebagai hadiah dan itu adalah sebentuk cinta...
-
-
-
Bagaimanapun kamu ingin menjauhinya, untuk bisa terlepas dari kebencian itu. Pada kenyataannya kamu menyalahkan semua hal, untuk bisa mendapatkan dirimu tidak terjangkau dari hal yang kamu benci itu...
-
-
-
Dan segala bentuk nya, dari kebencian itu...
-
-
-
Di suatu hari, di akhir tahun.
Akhirnya kamu memutuskan untuk menghilang, agar kebencian itu tidak lagi menghantuimu.
Dan pada kenyataannya, kebencian itu melekat pada otak dan hatimu sendiri.
Mereka yang kamu tinggalkan, tidak menyesal, tidak merasa kehilangan, tidak sekalipun mengejarmu, bahkan mencegahmu pergi...
-
-
-
Apakah sudah tidak sanggup lagi hatimu melihat, bahwa kebencian - katamu itu...
Hanyalah cerminan dari hatimu yang mendendam...
-
-
-
'
.phy.
'
-
-
-
*kebencian katamu itu, adalah sebentuk cinta dan ketulusan penuh kasih sayang yang diwarnai penuh kasih oleh mereka untukmu
Friday, December 28, 2018
[0048] Kebencian di ujung tanduk
Wednesday, December 26, 2018
[0047] Mencintai Batu
Pedih diantara perih
Dan kian hari makin sakit
Terluka dalam hening tak bernama
Lalu perlahan pupus tanpa jejak
Ia hilang tak lagi dikenang
Hanya terkadang
Saat ada luka kecil tertoreh
Dia akan menyunggingkan senyum
Mengingat yang lalu
Tanpa pernah mengungkitnya
Karena ia sudah membatu
Beku dan keras kaku
Tak lagi merasakan perih pedih
Ataupun cinta
.
Cinta yang membatu
Atau batu yang mencinta
Dan menyisakan luka
.
.
.
.
.
.
.
.phy.
Friday, December 07, 2018
[0046] Nutrisi Otak Ibu
Yang pertama, tentang NUTRISI OTAK IBU.
Yang kedua, Kenapa kamu membenci bisnis kawanmu.
.
Nah, kali ini saya mau membahas yang pertama dulu.
.
NUTRISI OTAK IBU
.
Saturday, December 01, 2018
[0045] Tanggal Satu
Secuil yang ada di setiap hari bahagia...
Adalah memiliki hari ini seutuhnya.
Semoga akhir tahun ini kita masih selalu akan tersenyum dan merajut bahagia bersama.
Friday, November 30, 2018
[0044] Pencerita
Jangan mengikat suatu masalah terlalu rumit
Batasi "point of view"
Dan berbahagialah saat bercerita
.
Thursday, November 29, 2018
[0043] Kutip
.
.
Mengutip, secuplik.
Menukil, secuil.
Sedikit saja, asal itu benar dan ada manfaat lalu bisa dipahami dengan baik sebaik-baiknya, tak mengapa.
.
Thursday, November 22, 2018
[0042] Tuliskanlah
.
Monday, November 19, 2018
[0041] Teman / Bisnis
.
.
Ya. Itu pesan singkat yang saya kirim pada seseorang di seberang sana, LEWAT MIMPI.
[0040] Celoteh
Saturday, November 17, 2018
[0039] KENAL
Wednesday, November 14, 2018
[0038] Menangis
Sunday, November 11, 2018
[0037] MIRIS
.
[0036] Menyederhanakan Konflik
Ini tidak mudah.
Tidak semudah mengatakannya.
Pada kenyataannya, menjadi hidup ditengah banyak kematian itu juga bukan hal sederhana.
.
Semoga kita selalu diberi kekuatan untuk memegang komitmen dalam kedisiplinan diri dihadapan ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala.
.
Amiin.
Monday, November 05, 2018
[0035] Kebencian
.
Ternyata, tidak ada manusia disekitaran saya yang bisa hidup sampai satu juta jam.
.
24 jam (per hari) x 365 hari (per tahun) x usiamu ? tahun = *jumlah jam kehidupanmu*
.
[0034] Abaikan saja
Maka pertahankan perasaan itu selamanya.
Abaikan saja semua omongan nyinyir yang merusak fokus syukurmu kepada ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala.
.
Karena sungguh, Allah tidak akan meninggalkanmu sedetik pun, ketika kamu punya kesadaran penuh bahwa, Hidupmu bahagia karena-NYA.
.
Friday, November 02, 2018
[0033] Blog
.
.
Hahahaa, saya sedang menyindir diri sendiri lebih tepatnya.
Thursday, November 01, 2018
[0032] Memaafkan
Belajar memaafkan.
..
..
Wednesday, October 31, 2018
[0031] Prestasi
Tuesday, October 30, 2018
[0030] Berbagi
.
Ketika kamu masih punya kesempatan untuk berbagi, berbagilah, walau hanya satu rupiah.
.
.
.
Monday, October 29, 2018
[0029] Disiplin
.
Sunday, October 28, 2018
[0028] Ketakutan
Namun dengan satu niat baik yang terang benderang, ia melenyapkan seribu ketakutan itu, lalu menghadirkan keberanian untuk berkata.
Saturday, October 27, 2018
[0027] Kenyang
.
.
Pernah dengar nasihat itu?
.
.
Friday, October 26, 2018
[0026] Anjungan
.
Thursday, October 25, 2018
Wednesday, October 24, 2018
[0024] Wangi
Tuesday, October 23, 2018
[0023] Cokelat
Karena setiap kebaikan pasti berbalas kebaikan.
.
[0022] KOMITMEN
.
.
[0021] Mama
Saturday, October 20, 2018
[0020] Tersenyum
.
.
.
[0019] Panas Amarah
.
.
[0018] Jejak
.
.
Thursday, October 18, 2018
[0017] Sentimentil
[0016] Sesakit Itu
Sesakit itukah jiwamu, hingga selalu hanya air mata yang bisa kamu hadiahkan baginya setiap hari?
Tuesday, October 16, 2018
[0015] Perjalanan
.
[0014] Rindu
Setiap kali aku rindu, maka sekelumit saja memandang potongan masa lalu itu bisa mengobati semuanya.
Sunday, October 14, 2018
[0013] Kumpul-kumpul
.
.
.
[0012] Tanyaku Padamu Anakku
.
.
Apa yang ada dalam benakmu, ketika bunda menanyakan kabarmu dan teman-temanmu di sekolah?
Khawatirkah kamu tentang tanggapan bunda?
Atau mungkin kamu lebih senang jika bunda tidak pernah tahu saja?
.
Friday, October 12, 2018
[0011] Imaji
tak sekadar mengurai impian dan angan berbatas pandangan mata,
walau khayalan bukan maksud ambil bagian,
tapi pasti akan ada nilai yang terlambat kemudian.
.
.
.
[0010] Mood
Ya, setidaknya itu yang saya rasakan dalam dua hari berlalu. Karena menunggu mood, akhirnya lewat sudah tenggat (waktu) menulis saya.
Seharusnya ini jadi bagian kesibukan saya setiap hari. Membuang seper-sekian jatah kata yang tidak harus terlontar dari mulut. Mengurangi kemungkinan bicara hal buruk. Dan sebagai proses detoks diri dari banyak hal yang mengantarkan otak pada tingkat stres tertentu.
.
Tuesday, October 09, 2018
[0009] Gambar
Namun setiap cerita pada satu gambar tidak menceritakan tentang bagaimana gambar itu didapatkan
.
.
Monday, October 08, 2018
[0008] Merindumu
Dalam sepi kuberdoa
Meminta-Nya menjagamu
Sekalipun kita sudah tak lagi bersama
.
.
Sunday, October 07, 2018
[0007] Keluhkanlah
.
.
[0006] Batas
.
.
Saat menjelang tidur malam, maka ide random kadang hanya akan jadi kenangan esok hari. Jadi ada baiknya ketika ada ide terlintas, mari kita tuliskan saja.
.
Saturday, October 06, 2018
[0005] Sesuatu
Dari semua hal yang patut diungkapkan dengan jujur, dia hanya memberiku satu kata kunci ; sesuatu.
.
.
Gak asik ternyata, ketika kita terlupa tentang sebuah janji. Terlewati satu hari kemarin.
Kalau mau ber-ulang, akhirnya panjang dan jadi seperti berbohong karena terkesan dibuat-buat.
Intinya sekarang, bagaimana menimbulkan lagi rasa semangat menulis, hingga tidak akan pernah lupa. Seperti MAKAN, bukankah itu sesuatu...
Jadi, saya tidak akan menyalahkan siapapun ketika terluka melakukan suatu hal yang saya tau itu penting, wajib, harus, dan merupakan sebuah tanggung jawab untuk dikerjakan, dilakukan, dan diberikan dengan segera, seperti... Memberi makan anak-anak... Bukankah itu sesuatu?
Setidaknya, satu dua kalimat akan bisa dituangkan. Membangun kebodohan kata dari mulut dan lidah, yang bisa jadi itu tidak bermanfaat bagi orang lain.
Ketika berhasil menuliskannya, itu berarti, kata-kata bisa diefisiensikan dengan sebaik-baiknya.
Seperti, membuang kecerewetan dengan menulis, jadi itu bisa berwujud sesuatu yang bermanfaat bagi masa depan banyak orang.
Siip.
Begitulah kira-kira, secuplik obrolan dalam otak saya, ketika bayi tidur, kakak tidur, mas tidur, dan sang ayah yang jadi satpam pun tertidur.
Sesuatu banget kan...?
.phy.
#CeritaBunda
Jadi ibu itu ... Sesuatu.
Thursday, October 04, 2018
[0004] MeTime
Sedikit banyak, sedikit tapi banyak, banyak tapi sedikit...
.
.
Saya lebih suka menyebutnya mencuplik dari kebanyakan yang tidak terbaca. Ini menyenangkan, karena waktu yang ada termanfaatkan sesuai kebutuhan dan keinginan. Memuaskan.
.
Kegiatan satu hari ini lebih banyak dihabiskan untuk mengembalikan kekuatan yang tergerus karena terlalu rajin dan semangat menghidupkan jiwa-jiwa terlelap.
Bisa mandi pagi itu istimewa, bisa pijat dua jam dan tidur siang itu super WOW, ditambah juga hanya fokus dengan anak-anak itu sangat sangat menyenangkan.
.
Begitulah,
Jadi menuangkan sedikit kata untuk sekedar pamer pun rasanya super duper ha ha ha ha.
Mari kita bahagiakan bahagia.
.phy.
Wednesday, October 03, 2018
[0003] Kemarin
.
Saya sedang belajar marketing via IG, ikut kelas online, dan ada tugas yang harus dikerjakan.
Mencoba untuk tidak kehabisan kata-kata, karena sudah menghabiskan stok terbatas dari waktu yang ada menuliskannya untuk caption di IG.
Tapi setidaknya saya masih bisa menulis tentang kemarin.
.
Tuesday, October 02, 2018
[0002] Syukurku
Karena dengan begitu, saya masih punya kesempatan untuk bersyukur dan melanjutkan hidup berikutnya tanpa beban. Hanya menjalankan kewajiban dan tanggung jawab saja sudah lebih dari cukup. Karena itu saya bersyukur.
.
Monday, October 01, 2018
[0001] BAHAGIA
.
Aku harus bahagia
---
Saturday, September 29, 2018
Gempa
Tidak ada yang bisa menutup mata dari kejadian duka semalam. Hati yang terluka karena kematian tiba-tiba, juga bukan sesuatu yang patut disesali dalam teriakan.
Kita memang hidup berhadapan dengan bencana, ada yang sudah terbaca, namun juga tidak sedikit yang tiba-tiba.
Mau tak mau kita harus siap menghadapi semuanya.
.
Gempa, tsunami, gunung meletus, sampai banjir dan segala hal yang tidak bisa saya rinci kan, karena saya bukan ahlinya.
Semua menghadirkan duka.
Semua butuh uluran tangan dan juga doa.
.
Saya mungkin satu yang tidak berdaya, tidak mungkin turun langsung ke lokasi bencana.
Hanya sedikit yang mungkin bisa saya titip kan lewat yang lain, dan rangkaian doa terhatur.
Semoga kita tetap bertahan dan berani menjalani kehidupan di esok hari.
Duka untuk :
Gempa Palu, Donggala, dan sekitarnya.
28/sept/2018
17.02wib
.phy.
Friday, September 28, 2018
Impian 1000 Hari
.
Wednesday, September 26, 2018
Pinta
Secarik kertas kecil berisikan pesan singkat, dituliskan dengan pen tinta warna hitam pekat ; jangan tunggu aku lagi.
.
.
Setiap kenangan itu berkesan, namun yang melekat lama dan menjadi kenangan tentu bukan hal sepele atau remeh yang mungkin terbaik dalam satu goresan.
Itu yang ada dalam benakku kemarin, saat menerima kabar duka dari Medan. Kali kedua dalam satu minggu ini. Dan tentu saja mereka yang pergi ada hubungan kerabat.
Yang pertama adalah seorang keponakan, anak pertama dari sepupu di pihak papa. Beberapa bulan terakhir sakit, dan akhirnya meninggal di usia yang lebih muda dari anak pertamaku. Goresannya tidak terlalu dalam di benakku, karena aku belum pernah bertemu langsung. Namun kali yang kedua berita duka datang kemarin, Abang sepupu; anak dari kakak sulung mama. Rasanya sedikit ambigu.
Setelah dua puluh tahun tak pernah bertemu muka, rasanya aneh kalau aku merasa masih mengenalnya. Ya... Dua puluh tahun lalu mungkin kami pernah akrab, tapi sekarang? Setelah mendengar kabar dia meninggal?
.
هَلْ جَزَاءُ الْإِحْسَانِ إِلَّاالْإِحْسَانُ •
Ada yang pernah bilang, "hargai mereka yang masih menanyakan kabarmu walau hanya lewat pesan singkat atau di media sosial."
Mungkin awalnya akan ada yang bertanya, "kenapa?"
Namun jika kembalinya pada kita hanya berita kematian berikutnya, maka akan baru terasa, bahwa hubungan baik itu perlu. Rasa bersaudara walau jauh dan di perantauan itu perlu. Sekalipun kita miskin dan tidak bisa pulang kampung, menyapa walau sesekali itu perlu.
Toh teknologi sekarang ada, sms, wa, video call tidak semahal tiket mudik lebaran.
.
Bukankah balasan dari kebaikan itu pasti kebaikan juga?
Tidak yakinkah kita akan janji ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala dalam kalam-Nya?
Maka nikmat Tuhanmu yang mana lagi kah yang kamu dustakan?
.
Secarik kertas kecil berisikan pesan singkat, dituliskan dengan pen tinta warna hitam pekat ; *jangan tunggu aku lagi.* Kini mengacaukan isi otak dan hati, antara tidak mengerti maksudnya dan tidak tahu apa yang harus dilakukan berikutnya.
Jangan sampai kemarahan membubarkan segala hal baik yang sudah dibangun menjadi pondasinya.
Jika masih ada kebaikan, segeralah berbaikan.
Jika masih ada keinginan mempertahankan perjalanan di jalan kebaikan, berlarilah. Balas ah kebaikan-kebaikan itu dengan kebaikan.
Jangan didiamkan saja.
Karena jika nanti yang datang berikutnya hanya berita kematian, maka hanya penyesalan yang akan mengakhiri segalanya.
.
((Prolog))
"Aku sudah gak bisa menjalani semuanya ini lagi. Kamu gak punya peduli yang sama seperti sepuluh tahun lalu saat ingin memulainya dulu. Bahkan kamu sudah tidak mendengarkan lagi setiap aku bicara. Buat apa aku bicara dengan punggungmu?"
Omelan kemarahan yang memenuhi ruangan itu hanya dijawab dengan diam.
*Aku pergi, jangan tunggu aku lagi.*
Pesan itu ditinggalkan di belakang punggung yang diam. Karena bicara mungkin akan membuat cermin retak itu pecah berurai menjadi serpih-serpih luka.
.phy.
26 September 2018