Powered By Blogger
Jangan lupa tinggalkan pesan anda dan komentar anda setiap kali berkunjung ke halaman ini ya.....

Sunday, February 02, 2014

[Me] Kata-kata


ingin selalu tersenyum, kalau bisa...
jangan ada lagi air mata, kalau bisa...
tak ingin tersiakan lagi semua usaha, kalau bisa...

padahal

memang bisa...

bagaimana bisa???

--

saya menemukan gambar Pak Anies Baswedan dengan quotes yang menggoda hati untuk menulis lagi.
bagaimana sebenarnya, tidak masalah kalau data atau file kata-katamu hilang, yang sebenarnya kalau semua itu tercatat dengan indah dan sepenuh hati, dia tidak akan pernah hilang dari memori.

saya menyadari, mungkin itu yang belum saya miliki selama ini, "menginspirasi".

kata-kata yang saya tuangkan hanya baru sampai di permukaan perasaan saja, belum menjejak dalam memori. dan mengingat itu semua, saya mencoba menemukan sesuatu yang bisa saja sebenarnya sudah saya lampaui, tapi terabaikan...

dalam ingatan saya, memang tidak banyak yang sudah saya tinggalkan untuk bisa menjadi inspirasi mereka yang membaca karya saya. hanya ada satu hal yang saya ingat sampai hari ini. 

tentang MANGKOK kasih...

saya lupa, kapan saya pernah menuliskan ini. dan saya akan menuliskannya lagi. walau ini hanya kata-kata, tapi semoga bisa jadi inspirasi untuk tetap terus saling berbagi.

--

Saya hidup dengan kasih, kasih dari mereka yang selalu berbagi kasih. Papa, Mama, adik-adik, sekarang ada suami dan anak. Mereka yang belimpahan kasih, dan selalu berbagi kasih padaku. Sahabat, kawan, dan saudara. mereka yang tidak pernah melupakan, walau tidak selalu ada dalam baris kenang.
Saya memiliki satu mangkok penuh, berisikan kasih dan sayang dari mereka. Ada ragam warna peduli, ada rupa bentuk toleransi, dan banyak hal yang membuat aku mampu berdiri, bertahan, dan menjalani banyak tantangan dengan wajah yang tetap menatap kedepan, memandang esok dengan berani.
Seringnya, isi dari satu mangkok penuh kasih itu, tumpah-tumpah, berlimpahan dan tercecer.
Lalu aku memutuskan untuk menampung luapannya dalam satu wadah yang lain, sebuah mangkok yang lebih besar, agar semua kasih itu tidak terbuang, tidak tersiakan begitu saja.
Untuk apa kasih, sayang, peduli, dan toleransi yang berlebihan itu bagiku?
Aku membagikannya.
Aku memilih untuk membaginya pada mereka yang meminta dariku, meminta padaku, mengharapkan dariku, menengadahkan tangan...
Ah... ya... siapa mereka?
Aku tidak tahu, siapa mereka. Kadang terlalu bodoh mungkin memberikan pada mereka yang tidak dikenal, tapi bukan itu maksudnya. Sekalipun aku tidak mengenal mereka, aku juga mau mereka memiliki isi mangkok yang sama penuh denganku, jadi aku berbagi.
Karena itu aku menulis.

Kata-kata mungkin hanya kata-kata, tapi setiap kata yang dirangkaikan dengan hati, memiliki kekuatannya sendiri. Mungkin tidak menghasilkan rupiah, atau bahkan tidak se sen pun harga yang bisa ditukarkan kata-kata itu. Hanya saja, kemudian saya percaya, jika kata-kata itu baik, dan disampaikan dengan ketulusan, mungkin ada dari manusia yang bisa menyimpannya dalam baris kenang, dokumentasi memori yang tak akan tersiakan. Membangkitkan kembali semangat yang terlelap, menebalkan lagi kekuatan yang kemarin pupus, disanalah kata-kata memiliki kekuatan.

Saya menyimak dengan diam, berfikir di kedalaman yang tidak semua kawan mungkin bisa menyentuh apa-apa yang ada dalam tuangan kata-kata saya. Tapi saya percaya, suatu saat, jika saya tetap menulis, menyampaikan, dan semua itu saya lakukan dengan niat berbagi, dengan kasih, dibalut sayang, dengan tulus, dan semangat memperbaiki apa-apa yang belum sempat diperbaiki... Kelak kawan akan menemukan saya, menemukan semangat yang sama seperti yang kawan-kawan impikan.

apa yang sebenarnya saya inginkan?
ah... tidak...
saya bukan ingin menemukan dunia...
saya bukan ingin menjadi seternama amerika...
saya juga bukan sedang memupuk ingin mengejar apa yang dikejar banyak manusia...
saya masih disini, duduk dalam barisan rapi orang-orang yang mengantri, untuk bisa naik ke kapal jelajah mengarungi keberagaman dan ke-anekaragam-an, dan kemudian berbagi.
saya belum sempat turun tangan memperbaiki atau menunjukkan pada mereka, kalau saya juga punya sesuatu... sesuatu yang bukan hanya kata-kata.
saya masih tidak kemana-mana, karena antrian panjang yang mengular ini belum juga diberangkatkan.
tapi setidaknya, saya sudah bicara pada mereka yang ada di kanan-kiri-depan-belakang saya, untuk memulai sesuatu yang bisa kita kerjakan sekarang.
berbagi, berbuat, berkarya, bagi diri sendiri, bagi keluarga yang kita sayangi.


ini mungkin hanya kata-kata, yang mencoba menerobos dokumen memori setiap mereka yang membaca.
tapi semoga usaha kecil ini tak jadi sia-sia, karena tanpa usaha kita tak akan punya hasil apa-apa.

doa saya pagi ini :
semoga negeri dengan kapal besar yang mengantri ini, segera menemukan Kapiten yang berani memberangkatkan semangat berbagi yang sudah lelah menunggu untuk disalurkan, di distribusikan ke pelosok negeri.
Kapiten yang percaya kekuatan Tuhan,
Kapiten yang yakin pada keberanian anak bangsa,
Kapiten yang mau memberikan sedikit semangat untuk bisa membentangkan layar, dan mengarungi samudra ini bersama-sama.
Kapiten yang tidak gentar dengan tantangan kecil, sekecil virus yang mematikan sekalipun....


Salam Semangat Berbagi
Mari kita singsingkan lengan baju dan segera turun tangan.


-ephy-
seorang ibu muda dalam barisan

1 comment:

  1. ingin selalu tersenyum, kalau bisa...
    jangan ada lagi air mata, kalau bisa...
    tak ingin tersiakan lagi semua usaha, kalau bisa...

    padahal

    memang bisa...

    bagaimana bisa???

    kata-katanya aku suka nih mbak :))
    apalagi quote nya pak anies :D nice post mbak #BW

    ReplyDelete

tinggalkan pesan dan komentar anda disini